UPT BALAI PENYULUHAN GONDANGLEGI

Sunu (Kepala UPT)
Suwandi (PPL)
Sri Gustini (PPL)
Murnisari (PPL)
Sukandar (PPL)
Slamet Supriyono (THL-TBPP)
Syahrur Rusli (THL-TBPP)
Reni Krisnanti (THL-TBPP)
Dian Laili Novitasari (THL-TBPP)
Sri Rahayu (THL-TBPP)
Ngatemo (POPT)
Supriyadi (PTP2)

Jumat, 29 Mei 2009

MENEPIS PANDANGAN KEUNTUNGAN MENUJU PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

Cermatilah perilaku usaha tani kita saat ini, dimana petani kita sedang terlena akan kemajuan teknologi yang menyajikan sarana produksi serba Anorganik atau kimia dan mampu memberikan dampak peningkatan produksi. Petani kita saat ini sebagin besar berpandangan bahwa di lahan usahatani yang ada hanyalah tanaman budidaya saja, sedangkan Organisme lain, seperti hama adalah musuh yang harus dimusnahkan dan diberantas, oleh karena itu pestisida kimia yang berkuasa untuk membunuh dan memusnahkan. Disamping itu petani juga berpandangan bahwa penggunaan pupuk kimia yang berlebih akan memberikan produksi tinggi.

Teknik usahatani yang di terapkan petani saat ini sering mengandalkan penggunaan sarana produksi Anorganik atau kimia yang berlebih dan kurang bijaksana, yang diyakininya serba instant, cepat dan mampu memberikan hasil tinggi. Adapun akibat dari penggunaan sarana produksi kimia atau Anorganik yang kurang bijaksana akan merusak keseimbangan alam.

Penggunaan sarana produksi kimia atau Anorganik yang berlebihan ternyata tidak selalu bisa mengentaskan masalah untuk mencapai produksi tinggi, melainkan akan memberikan masalah - masalah baru, misalnya pengunaan pestisida kimia akan membuat hama kebal, peledakan hama yang tiba – tiba ( resurgensi ), pencemaran lingkungan, terbunuhnya jasad bukan sasaran sehingga mengurangi keragaman unsur hayati, terbunuhnya musuh alami dan yang paling parah juga akan mempengaruhi terhadap ganguan kesehatan manusia sendiri. Pengunaan pupuk Anorganik memang memiliki kandungan unsur hara yang tinggi, kemampuan higroskopisnya tinggi, sehingga cenderung mudah larut dalam air dan pupuk Anorganik berkecenderungan menyebabkan tanah menjadi masam. Penggunaan pupuk Anorganik yang berlebih dan terus menerus tanpa di imbangi dengan pemberian bahan Organik dalam tanah maka tanah akan menjadi masam, dengan tanah yang masam akan membuat tanaman sulit mengambil makananya dari dalam tanah, sehingga produksi tanaman tidak akan optimal atau bisa bisa malah menurun.

Berpandangan diatas maka keuntungan yang diperoleh petani hanyalah sesaat saja dan tida berkelanjutan, karana semakin lama biaya usaha tani akan mahal dan tinggi sebagai akibat mahalnya sarana produksi, sedangkan produksi bisa–bisa stagnan atau malah merosot karena rusaknya agroekosistem yang ada. Dari hal tersebut menunjukan bahwa di agroekosistem itu merupakan satu system yang dinamis dan dapat dikelola. Berangkat dari pemahaman ini maka cara pengelolaan usahatani dilakukan dengan memanfatkan potensi yang ada, dengan demikian tidak perlu banyak – banyak masukan dari luar, jadi tidak perlu terlalu mengandalkan pemakaian sarana produksi kimia yang berlebih.

Mengatasi kompleksnya persoalan usaha tani saat ini diantaranya menurunya kesehatan tanah dan mandegnya produksi mungkin sudah saatnya perlu kita renungkan apa yang harus kita perbuat. Disalah satu sisi usahatani kita dituntut berproduksi tinggi untuk keseimbangan kebutuhan dan keuntungan, dan disisi lain usahatani kita dituntut menghasilkan produk bermutu yang ramah lingkungan, maka sudah saatnya kita berusahatani secara Pertanian Ramah Lingkungan.

Pertanian Ramah Lingkungan dalam pelaksanaan ada beberapa system budidaya yang digalakkan yaitu diantaranya, Good Agriculture Practice (GAP), Integrated Pest Management (IPM), Organic Farming (OF), System Of Rice Intensification (SRI) dan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Dari semua ini memiliki ciri suatu system budidaya tanaman yang dilaksanakan dengan baik dan benar sehingga menghasilkan produktivitas tanaman tinggi, mutu produk yang baik dan keuntungan optimum, serta memperhatikan aspek keamanan, kesejahteraan petani serta usaha produksi yang berkelanjutan.

Pencapaian atau penyadaran akan bertani secara Pertanian Ramah Lingkungan memberikan nilai keuntungan yang berkelanjutan dan bukanlah suatu usahatani yang untung sesaat saja, maka dibutuhkan peran dari Pemerintah maupun swasta agar lebih mengenalkan sarana produksi serba organic yang mudah, terjangkau dan tersedia, juga tehnologi tehnologi organic yang mampu bersaing dalam pencapaian produksi tinggi. Disamping itu juga penyaluran atau penghargaan terhadap hasil pertanian ramah lingkungan dengan adanya payung, pengayoman yang istimewa berupa pasar, harga yang baik sehingga para pelaku usaha akan tertarik dan benar benar melaksanakan usaha yang ramah lingkungan. Sudah saatnya kita bangkit dan mulai membudayakan Pertanian Ramah Lingkungan demi keberlangsungan kehidupan dan alam yang selaras, seimbang dan berkesinambungan.