UPT BALAI PENYULUHAN GONDANGLEGI

Sunu (Kepala UPT)
Suwandi (PPL)
Sri Gustini (PPL)
Murnisari (PPL)
Sukandar (PPL)
Slamet Supriyono (THL-TBPP)
Syahrur Rusli (THL-TBPP)
Reni Krisnanti (THL-TBPP)
Dian Laili Novitasari (THL-TBPP)
Sri Rahayu (THL-TBPP)
Ngatemo (POPT)
Supriyadi (PTP2)

Minggu, 27 Januari 2013

Jumat, 16 September 2011

Bintek Pembuatan Jamur Krispi UPT BP Gondanglegi

Bertempat di Kantor Desa Panggungrejo Kec. Gondanglegi, telah dilaksanakan bimbingan teknis pembuatan jamur krispi yang dipandu oleh Agus Nugroho Dewo, SP., MT dan Ir. Diana Andriyani dari Sub Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan BKP3 Kab. Malang. Kegiatan yang dihadiri oleh ibu-ibu PKK sekecamatan Gondanglegi dan seluruh PPL ini diawali dengan sambutan oleh wakil ketua TP PKK Kec. Gondanglegi, dan dilanjutkan dengan praktek pembuatan jamur krispi yang disampaikan oleh tim dari BKP3 Kab. Malang.

Rabu, 03 Agustus 2011

Bintek Budidaya padi metode SRI

(Rabu, 20 Juli 2011). Dalam rangka Bimbingan Teknis (Bintek) bulan juli kali ini UPT Balai Penyuluhan Kecamatan Gondanglegi melaksanakan bintek pada pertemuan kelompok tani Sri Rejeki Desa Sukorejo Gondanglegi. Berada di Areal persawahan yang luas, di tengah terik matahari tak menyurutkan minat para petani untuk mengikuti kegiatan ini. Pertemuan Kelompok Tani yang dilaksanakan tiap bulan ini akan membahas dan berdialog khusus tentang persemaian padi. Hal ini cocok dengan kondisi areal persawahan mereka yang sedang persiapan persemaian padi. Acara ini dimulai pukul 09.00 WIB dengan diawali sambutan pertama oleh Kepala UPT Balai Penyuluhan Gondanglegi selaku PPL wilbin Bapak Sunu SP, selanjutnya materi disampaikan oleh Bapak Saikoni, SP. dari Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Malang. Antusias 50 hadirin yang terdiri dari unsur Petani,PPL, THL TBPP, POPT, PTP2, Perangkat Desa dan Tokoh Masyarakat Desa Sukorejo yang tampak kentara dalam dialog dengan narasumber. Bapak Saikoni dalam keterangannya menjelaskan bahwa praktek budidaya padi sistem SRI (System of Rice Intensification) menawarkan pengelolaan tanaman yang hemat benih, air,dan tenaga kerja sehingga pada nantinya biaya budidaya dapat menurun sehingga produktivitas meningkat tanpa mempengaruhi kualitas. Justru dengan budidaya padi sistem SRI didapatkan kualitas tanaman padi yang sehat, terhindar dari serangan hama dan penyakit, potensi anakan lebih banyak dan mendorong tumbuhnya malai produktif. Dengan benih 7,5 kg/ha dimana 1 bibit 1 lubang akan menambah efisiensi penghematan benih tersendiri dibanding secara konvensional yang biasanya 40 kg/ha. Untuk pengelolaan air juga lebih hemat karena tanaman padi disarankan untuk macak-macak saja. "Pantas saja SRI sering diplesetkan dengan kepanjangan Sistem Rodo Irit" terang Bapak Syahroni petani Desa Sukorejo yang juga tokoh masyarakat "Budidaya padi sistem SRI sebenarnya sudah lama diterapkan di Areal persawahan pertanian Desa Sukorejo", terang Bapak Abdul Wahid selaku Kelompok Tani Sri Rejeki Desa Sukorejo. Sosialisasi maupun dem plot telah dilakukan oleh para penyuluh, THL TBPP, PTP2 dan POPT dari Kecamatan Gondanglegi, namun perlu kesabaran dalam membimbing para petani. Mereka (petani) sudah mengakui akan produktivitas sawah mereka yang kian meningkat pada budidaya padi SRI karena kualitas padinya juga sehat, tetapi kenyataannya dilapangan sebagian besar petani masih menanam padi secara konvensional. Wah ini adalah tantangan bagi para punggawa Pertanian diwilayah Kecamatan Gondanglegi. Budidaya padi SRI adopsi yang diterima petani masih ada kendala dibeberapa hal, terang salah satu petani pada saat dialog tersebut, mereka mengatakan bahwa SRI tidak begitu diadopsi petani karena tenaga kerja dilapangan yang ada sistim borongan dalam hal tanam, jadi karena tanam SRI belum begitu mahir hasilnya lamban, melainkan tenaga kerja minta naik perongkosannya. Disamping itu adanya sistim penggarap sawah, yaitu lahan bukan milik sendiri, melainkan petani penggarap yang membiayai pekerjaan disawah, jadi petani penggarap masih merasa biayanya bertambah. Dengan kesabaran dalam pembinaan ke petani para penyuluh pertanian merubah keterampilan petani secara bertahap dengan sistem semi SRI dan SL-PTT. Senada dengan Ketua Gapoktan Tani Jaya Desa Sukorejo, Bapak Mochammad Huri yang menjelaskan bahwa pelaksanaan pertemuan kelompok tani Sri rejeki yang rutin dilaksanakan selalu mendapat antusias dari petani dengan terus meningkatnya jumlah petani yang hadir dalam pertemuan, karena petani-petani tersebut berharap akan mendapatkan ilmu yang dapat diaplikasikan. Ditambahkan pula oleh Bapak Jari yang menerangkan bahwa semenjak adanya sosialisasi SRI dari para penyuluh pertanian Kecamatan Gondanglegi kini banyak petani Desa Sukorejo dan wilayah lain yang membeli pupuk bokashi dagangan miliknya. Beliau percaya bahwa pupuk bokashi miliknya dapat bersahabat dengan alam dibanding pupuk kimia dari pabrik dimana hal ini sesuai dengan konsep SRI akan anjuran dari SRI pupuk kimia, SRI semi organik dan kian lama beralih ke SRI organik sehingga perlahan-lahan kebutuhan pupuk kimia dapat dikurangi dan pupuk organik diperbanyak yang pada akhirnya ketergantungan akan pupuk dan pestisida kimia tidak ada. Hal ini merupakan upaya kemandirian petani Desa Sukorejo terhadap ketergantungan pupuk. (Dian Laili, Syahrur Rusli dan Slamet Supriyono)

Kamis, 12 Mei 2011

Kunjungan Lapang Biogas Pemprov Bali

Kunjungan Pemerintah Provinsi Bali yang terdiri dari Badan lingkungan Hidup, Bappeda dan Dinas Pekerjaan Umum, ke anggota Gapoktan "Sejahtera" Ibu Ribut Husniah. Kunjungan ini merupakan studi banding terhadap pemanfaatan limbah ternak untuk biogas di daerah Gondanglegi.